Assalamu’alaikum wr. wb.
Salam hormat buatmu mujahidku…
Maha suci Tuhan yang telah mentakdirkan jodoh kita, dan bakal mempertemukan kita dalam redhaNya, InsyaAllah…Selawat dan salam buat Junjungan Mulia Rasulullah SAW yang dalam urat nadi kita mengalir warisan sunnah dakwahnya…juga kalungan doa buat ahli bait Baginda SAW, juga para sahabatnya, serta rijal-rijal selepas mereka yang telah meneruskan sunnah menginfaqkan diri untuk agama demi menegakkan kalamNya.
Mujahidku,
Betapa kesabaran ini sering teruji dalam menanti hadirnya dirimu. Terasa ada benarnya mereka yang mengatakan seberat-berat ujian itu ujian hati dan perasaan… belenggu fitnah melingkari, dan ana sering risau diri ini kalah jua suatu hari nanti. Bergetar hati ini dengan pertarungan maknawi…antara azam memelihara diri demi melayakkan ana bertemankan rijal seistimewa anta, dan keinginan utk mengalah dan memilih rukhsoh dalam bermuamalah demi menjamah halawah ber‘alaqah sama seperti orang lain…ya mutsabbital qulub tsabbit qolbi ‘ala diinika wa ‘ala to’atik…
Pewaris harapan ummah,
Tatkala rindu mula menyesakkan kalbu, ana berusaha sedaya mungkin untuk tenggelam dalam kekhusyukan merintih meminta bantuanNya, namun rindu ini terus dan terus menggelegak hingga menuntut ekspresi…lantas jari jemari ini mula menari, dalam usaha mencari ketenangan hati. Sungguh mujahidku, diri ini teramat ingin disegerakan pertemuan kita!
Pembawa panji Islam,
Maafkan temanmu ini atas kelemahanku…”khuliqol-insanu dho’ifa”…InsyaAllah, ana akan berusaha memperkasakan mujahadah dari hari ke hari, malah dari saat ke saat, dan akan ana jadikan penantian ini sebagai fatrah tarbiyyah…persediaan untuk ana menghadapi hakikat suatu hari nanti anta bakal diminta olehNya utk memenuhi janji, bahawa hidup dan mati anta hanya untukNya dan kegemilangan agamaNya.
Tsamaratu fuadi,
Di mana pun anta sekarang, dengan seikhlasnya ana berdoa, moga anta terus dibantu dan diberi taufiq olehNya utk menyibukkan diri dengan urusan ummah kita, dan moga anta terus terpelihara dari fitnah zaman kita, dan ujian hati dan perasaan yg telah memperbudakkan sejumlah besar sahabat-sahabat seusia kita. Kuatlah mujahidku, demi janji kita untuk menyerahkan diri ini secara kamil kepadaNya! Yakinlah, janji Allah itu pasti…andai kita tidak sempat dipertemukanNya di dunia ini untuk mengusahakan sa’adah ummah bersama, pasti akan Dia pertemukan kita di dunia yang lebih abadi, setelah kita masing2 menemui keagungan syahadah di jalanNya.
Qa’id yg kutunggu,
Walaupun kita belum saling mengenali, tulus ana berharap Dia menggerakkan hati anta utk turut mendoakan ana…moga-moga di saat kita diijabkabulkan nanti, diri ini masih mampu mengukir senyuman puas, lantaran usaha ana untuk mempertahankan ‘iffah seorg mar’ah berhasil jua akhirnya. Doakan diri ini juga sepertimu, qawiyy dan meletakkan jihad sebagai cita-cita tertinggi…doakan diri ini juga sepertimu dan salafussoleh, yang mana Dia & RasulNya lebih dicintai dari diri mereka dan pasangan mereka…doakan diri ini juga sepertimu, tsabat dan indhibat berakar menghiasi hati…doakan diri ini juga sepertimu, hidup mengabdi dalam amal islami…doakan diri ini juga sepertimu, memenuhi tuntutan hadis “sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat kepada manusia lainnya”.
Mujahidku,
Doakan diri ini juga sepertimu, mencintai semata2 kerana tempias cinta Ilahi!
No comments:
Post a Comment