Setiap hari Allah SWT mencoretkan berlainan takdirnya. Kita hamba yang lemah lagi daif, tidak harus leka dalam menjalankan amanah untuk hidup. Peranan doa sekiranya diaplikasikan seiring dan sama hebatnya dengan zat ilmu, natijahnya pasti sesuatu yang luar biasa.
Masyarakat Islam secara umumnya memandang doa terlalu rendah nilainya, sedang ilmu diangkat tinggi pula oleh sesetengah pihak. Khilaf ini menjadikan kita bangsa yang berilmu, akan tetapi tidak memanfaatkan. Kita tidak berupaya menyalurkan ilmu itu ke tempat yang sepatutnya. Bukan tangan tidak sampai, bukan juga kaki tidak jejak namun hati yang menjadi buta lantaran keberkatan yang menyepi dan membiarkan manusia sendiri tergapai-gapai dalam cerah.
“..Katakanlah, Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Surah az-Zumar : 53]
Ingatlah, setinggi mana pun menara yang kita daki, seluas mana pun kota kita terokai, Allah SWT tetap ada memerhatikan tingkah dan laku kita. Jangan lupa, semua percaturan dan perjalanan adalah dengan kehendak dan izin dariNya. Tanpa Dia, siapalah kita. Berdoalah seperti setianya nabi-nabi kita meminta pertolongan dan redha Allah SWT dulu.
“...Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” [Surah al-Hasyr : 19]
.::Diari Sufi::.
No comments:
Post a Comment